<p>International Energy Agency (IEA) dalam laporan terbaru berjudul World Energy Outlook 2023 memperkirakan, permintaan bahan bakar fosil dunia akan terus tumbuh dan mencapai puncaknya pada 2030. Setelah itu, konsumsi minyak dan gas (migas) serta batubara akan menurun. Proyeksi tersebut didasarkan pada berbagai kebijakan pemerintah dunia saat ini.&nbsp;</p><p>Pada 2030, IEA memperkirakan, jumlah mobil listrik yang mengaspal di seluruh dunia akan melonjak sebanyak 10 kali lipat. Berbagai kebijakan yang mendukung energi ramah lingkungan di pasar-pasar utama akan menurunkan permintaan bahan bakar fosil di masa depan.</p><figure class="table"><table><tbody><tr><td colspan="2"><strong>Indikator Ekonomi</strong></td></tr><tr><td>Inflasi September 2023 (yoy)</td><td>2,28%</td></tr><tr><td>BI7DRR Oktober 2023</td><td>6,00%</td></tr><tr><td>Neraca Dagang Migas Agustus 2023</td><td>-US$ 1,34 Miliar</td></tr><tr><td>Cadangan Devisa September 2023</td><td>US$ 134,9 Miliar</td></tr><tr><td>Pertumbuhan PDB Kuartal II-2023</td><td>5,17%</td></tr><tr><td>Harga Minyak Mentah (ICP)</td><td>US$ 90,17/barel</td></tr></tbody></table></figure><p>IEA juga melihat peran China sebagai kontributor penting dalam pertumbuhan permintaan energi ramah lingkungan. Meski dalam 10 tahun terakhir menyumbang hampir dua pertiga dari peningkatan konsumsi minyak global, China sedang gencar dan masif mengembangkan energi terbarukan.&nbsp;</p><p>Indonesia saat ini tengah memasuki era transisi, dari energi fosil ke energi terbarukan, dengan target net zero emission di tahun 2060. Meski begitu, bukan berarti bisnis energi fosil ditinggalkan dan tidak menarik lagi. Sebab, kebutuhan energi fosil justru meningkat dari tahun ke tahun seiring belum optimalnya pemanfaatan energi terbarukan</p><p>Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, perkembangan sektor energi nasional, khususnya di sepanjang tahun 2020 hingga saat ini, berada dalam tren positif dan terus meningkat. Ini terlihat dari perolehan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor energi yang terus positif.&nbsp;</p><p>Tutuka mengakui, ada beberapa tantangan pada sektor hilir migas, salah satunya terkait kendala infrastruktur. Itu sebabnya, pemerintah berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur gas bumi strategis guna mendorong interkonektivitas jaringan gas bumi.&nbsp;</p><p>Di sektor hulu, Pemerintah akan terus mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta barel pada 2030. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan melelang 50 blok migas yang telah diterminasi.&nbsp;</p><p>Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Anggawira mengamini, di tengah dorongan transisi energi yang begitu kuat, peluang bisnis energi fosil masih terbuka lebar. Sebab, Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya energi berbasis konvensional yang harus dioptimalkan. Salah satu cara untuk merangsang optimalisasi adalah dengan pemberian insentif untuk investasi.&nbsp;</p><p>Division Head Corporate Plan PT Perusahaan Gas NEgara Tb (PGN) Heru Indriatno mengatakan, PGN telah mengantisipasi perkembangan kebutuhan energi fosil, terutama gas, di masa transisi. PGN setidaknya memiliki tiga strategi yang akan terus dikembangkan.&nbsp;</p><p>Pertama, meningkatkan bisnis eksisting. Kedua, melakukan adaptasi agar sumber energi eksisting dan sudah mulai menurun kapasitasnya bisa ditutupi defisitnya dari sumber lainnya Ketiga, melakukan diversifikasi baik vertical integration maupun diversifikasi bisnis hilirisasi gas.&nbsp;</p><p>Berikut perkembangan yang terjadi di industri migas berdasarkan pemberitaan pada periode 23 – 29 Oktober 2023 yang perlu dicermati:</p><h4>Industri Hulu&nbsp;</h4><ul><li>Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar kegiatan Pekan Integritas (PENTAS) 2023 dengan tema "Integritas Untuk Percepatan Eksplorasi Dan Peningkatan Produksi".</li><li>Kementerian Keuangan menyebutkan, per September 2023, penerimaan PPh Migas sebesar Rp54,31 triliun, turun 12,66% yoy. Jumlah tersebut setara dengan 88,40% dari target APBN.</li></ul><h4>Industri Hilir&nbsp;</h4><ul><li>BPH Migas menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat dalam pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, antara lain, biaya investasi yang cukup besar dan kendala perizinan di daerah</li><li>Wacana opsi penyaluran Pertalite lewat Pertamina Shop (Pertashop) masih bergulir. BPH Migas masih mempelajari opsi penyaluran tersebut</li></ul><h4>Korporasi</h4><ul><li>Perusahaan migas raksasa asal Italia, Eni, meneken perjanjial jual beli LNG sebanyak 0,8 miliar meter kubik dari Lapangan Merakes untuk mengamankan pasokan dari Indonesia dalam tiga tahun ke depan.</li><li>PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), menandatangani kerja sama baru dengan AWE (Satria) NZ Ltd sebagai KKKS non operator untuk bekerja sama dengan Operator Bulu PSC dalam pengembangan komersialisasi Lapangan Lengo.</li><li>PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023 dengan nilai Rp 493,43 miliar.</li><li>PT Elnusa Tbk (ELSA) sampai September 2023 mencatatkan realisasi kontrak sebesar Rp 11,58 triliun, naik 13% yoy. Dari nilai kontrak yang di tangan itu, 56% dialokasikan pada jasa distribusi dan logistik energi, 32% jasa hulu migas, dan 12% pada jasa penunjang.</li><li>Pertamina Hulu Energi (PHE) mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang diharapkan bisa menaikkan produksi migas.</li><li>PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mendukung pencapaian target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 dengan menerapkan transformasi digital, salah satunya membangun Digital &amp; Innovation Center (DICE).</li><li>PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan masih bersama Rosneft dalam pelaksanaan proyek pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Proyek ini tengah dalam proses penyiapan dokumen final investment decision (FID) serta pemilihan EPC.</li><li>Medco E&amp;P Grissik, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memperoleh pinjaman senilai US$ 350 juta dari sejumlah kreditur bank asing dan bank dalam negeri</li></ul><h4>Kasus Hukum</h4><p>Tim penyidik KPK menjadwalkan pemanggilan terhadap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Direktur Utama PT Pertamina periode 2014-2017 ini dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan LNG di PT Pertamina tahun 2011- 2021.</p>

konpers penaikan status perkara korupsi PLN

 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, memberikan gambaran tentang tantangan penyaluran kredit hijau ke sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor perbankan. 

International Energy Agency (IEA) dalam laporan terbaru berjudul World Energy Outlook 2023 memperkirakan, permintaan bahan bakar fosil dunia akan terus tumbuh d

Data

Bisnis Energi Fosil Masih Menarik di Tengah Tren Transisi Energi

Share on

Trending this week